Minggu, 03 Februari 2013

Tekad Bocah SMP

Sedikit kilas balik ke masa lalu:

Teringat saat saya lulus SMP waktu itu. Saya begitu berambisi untuk menjadi seorang ilmuwan yang handal. Maka, untuk mengwujudkan impian tersebut, hanya ada satu jalan untuk saya, yakni masuk SMK Analis Kimia atau Farmasi.

Namun sayang, langkah saya tidak direstui oleh Bapak. Alasannya? Cukup klasik: BIAYA. Memang, sekolah di farmasi tidaklah murah. Bahkan bisa dibilang, cukup mahal untuk ukuran tingkat SMA/SMK. Karena memang bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam praktikum sehari-hari tidaklah murah.

Saya dapat mengerti kegundahan Bapak. Tapi kegundahan beliau tidak dapat menggeserkan tekad saya sedikit pun.#dasar keras kepala#. Saya yakin, dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Begitu banyak jalan menuju Roma. Bisa lewat jalur darat, udara, dan air. Begitu pula dengan mimpi saya. Walau terdengar sulit, tapi saya yakin ALLAH akan memudahkan jalan saya. Bisa saja di tengah-tengah studi, saya mendapatkan beasiswa. Tidak menutup kemungkinan, kan? Ya, meski saya sadar, kemungkinan untuk mendapatkan beasiswa itu sangatlah tipis. Pasalnya, tidak ada SMK Farmasi negeri saat itu..#tapi kemudian muncul SMKN 7 Bandung sebagai SMK Farmasi negeri pertama, walau sebenarnya biayanya sama saja#..

Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat Bapak saya ragu untuk menyekolahkan saya disana. Menurut rumor yang beredar, SMKF atau yang dulu dikenal sebagai Sekolah Asisten Apoteker (SAA), merupakan sekolah yang cukup angker untuk dihuni bocah seperti saya. Maksudnya????

SMKF waktu itu masih menerapkan sistem DO (Drop Out). Jadi, siswa yang nilainya tidak memenuhi KKM selama tiga kali, dia akan langsung ditendang dari sekolah tersebut. Ujiannya pun sangat sulit, bertubi-tubi serta penuh liku. Otak mereka diperas sangat ekstra sampai" darah mereka terkuras habis...#lebayyyy#....Sedikit sekali yang bisa lulus tepat waktu dari sana. dari 45 orang, yang lulus hanya 4 orang. #WHAAAAAAAAAAAAT?????#

Bukan hanya itu, pelajaran sehari-harinya juga cukup membuat otak Anda meledak. Susahnya minta ampun. Hapalan dimana-mana. Hitungan juga turut serta. Pokoknya, Farmasi itu....bisa membuat orang-orang menjadi GilA...dan jika komplikasi terus berlanjut, bisa menyebabkan efek "sindrom bunuh diri"..
heu"...#Mengerikan!!!!#

Intinya, Bapak saya meragukan kemampuan saya untuk bisa bertahan hidup di Farmasi selama 3tahun. Mengingat nilai UN saya yang,,yah....cukup pas-pasan...#sebenarnya sangat sekarat!!!#...,,wajar bila beliau cemas.

Tapi, sekali lagi, saya adalah orang yang pantang menyerah. Saya yakinkan Bapak berkali-kali bahwa saya mampu untuk menghadapi itu semua. Dan saya mampu bertanggung jawab atas keputusan besar yang saya ambil ini.

Akhirnya, hati Bapak luluh juga. Beliau mengizinkan saya untuk sekolah di Farmasi. Dengan catatan, saya harus bisa bertanggung jawab dengan tindakan saya ke depannya. Oke,,DEAL!!! Saya menyanggupi syarat tersebut.

Saya, Mama, dan Teteh mulai mencari-cari info sekolah farmasi di Bandung. Sekolah pertama yang didatangi adalah YPF. Namun, Teteh saya tidak mengizinkan untuk sekolah disana. Karena tempatnya sangat terpencil. Nun Jauh disana. Sekolah berikutnya adalah SMF Bumi Siliwangi. Sial, kami terlambat. Pendaftarannya sudah ditutup. Bahkan ujian saringnya sudah berakhir sehari yang lalu. Lalu ada SMF BPK Penabur. Sekolah Katolik. Fasilitasnya sangat baik, sekolahnya pun terlihat sangat menjanjikan. Namun, biayanya paling mahal diantara sekolah-sekolah farmasi lainnya. Dan yang terakhir, SMK Farmasi Nusa Bhakti Bandung. Meski baru, tapi kualitas pengajar-pengajarnya cukup menjanjikan. Dan tempatnya pun cukup dekat dengan rumah saya, yakni di Talaga Bodas.

Setelah menimbang dan seterusnya,,,
memperhatikan dan seterusnya....
Saya memutuskan untuk memilih SMK Farmasi Nusa Bhakti Bandung sebagai pelabuhan hidup berikutnya.
Dan kisah ini pun,,,dimulai.....
Yattaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!


#To be Continue...