Kamis, 19 April 2012

Bingkai Badai Debu



adikku...
saat kau hadir dalam pelukan awan
memecah keraguan akan tantangan
kusambut dirimu dalam naungan samudera


Kau datang dengan bara
membakar jiwa yang terlena
terhapus sukma pada lara
yang hendak hancurkan sel-sel penyambung nyawa


aku terperangah
saat kau mulai menjadi abu
apimu ternoda percikan pilu
prasangka berlumpur batu kian berlabuh tak tentu


Raihlah tanganku!
aku tak ingin kau jatuh...
Berlarilah denganku!
memburu asa yang sempat melepuh


Namun...
pilihan terkuak mengejutkan
kau lepaskan tali ikatan
memilih memutus genggaman
mengelana bersama rayuan angin
mencari jati diri
dan kamar yang tak pasti


Jantungku berhenti berdegup
ketika goresan penamu merambah duka
melukiskan kecewa atas pemeran utama
sembilumu guratkan luka dalam memori
menyesakkan berbagai sudut hati
sesal turut temani bingkisan sepi


Sahabat, 
keberadaanmu terbalut badai debu
ku tak tahu rupa dan arahmu
aku juga belum mampu meraih anganmu


Sahabat,
walau kau hendak lupakan barisan..
aku tetap berharap kau kembali sempurna
berlari bersama,
melintasi shirat dengan kemenangan istimewa...

Tidak ada komentar: