Sabtu, 17 Maret 2012

Metamorfosa Pedang Quraisy


Gerakan perlahan namun pasti
mengusik batin Sang Singa Padang Pasir
memercikkan dendam beradu ambisi
menyemburkan nafsu tanpa tebang pilih

Sang tangan besi
tak sungkan memberi sanksi
terhadap para pengikrar janji
untuk tegakkan syariat Illahi Rabbi

Tubuhnya kian terkulai
menyiksa logam mulia tak berkarat
walau sang logam telah meluruh,
namun keyakinannya tak kunjung melepuh

Rasa sesak menyebari nadi
bermacam tanya meracuni pikiran
akan metamorfosa Maha Agung
berkelibat tanpa lelah di hadapan

Sekali lagi, nafsu menghalangi
menghalangi jalan, terhadap celah kebenaran
ia kembali mengaum
beruntung Ash Shiddiq datang menebus
mengamankan mutiara yang nyaris rapuh

Rasulullah bermunajat pasrah
berharap terbukanya satu pintu di antara dua
guna menopang kemenangan cahaya

Hatinya kian gelisah
tak kuasa menahan amarah
mengusung pedang, menagih darah
menuntaskan "perpecahan umat"
menghabisi Sang Pembawa Risalah

Amarahnya memuncah
tatkala wanita lembut berpaling darinya
mengaburkan kiasan pada lisan

Hatinya terenyuh
melihat kekuatan muslimah yang tersingkap
memutuskan pertalian nasab
merobohkan keangkuhan mahkota Raja Rimba

Dia terkejut...
menyaksikan pancaran iman
seorang lemah berubah tegar
demi mengagungkan satu kalimat suci

Lantunan Thaha mengguncangkan nyali
mengoyak ego diri
menghancurkan emosi penyangga langit
lelehan air mata menggugurkan gelombang
mengikrarkan taubat, meneguhkan syariat
janji suci terucap, syahadat memecah hening
takbir menggema rata, menenggelamkan istana Hijaz

Syukur menghantam dahsyat
menerobos kegelapan kelam
menuju kejayaan terang
bersenjatakan Muttaqin utama...

Tidak ada komentar: